Home » » Begini Pertolongan Pertama Henti Jantung

Begini Pertolongan Pertama Henti Jantung

KOMPAS.com — Teknik berikut ini legal dilakukan awam selama tidak ada orang medis yang berada di tempat kejadian. Di negara Barat, teknik memompa jantung ini sebenarnya diajarkan untuk awam.

Penyakit jantung dan pembuluh darah masih menduduki tempat pertama sebagai penyebab kematian di negara kita. Di antara berbagai penyakit jantung, kondisi yang paling banyak memakan korban adalah henti jantung.

Kondisi henti jantung sebenarnya tidak selalu berakhir dengan kematian. Henti jantung masih dapat diupayakan. Jika Anda pernah melihat atau mungkin menonton di layar televisi menunjukkan dokter memompa dada seseorang yang tampaknya sudah meninggal, maka itu adalah upaya untuk "menghidupkan" kembali orang yang baru saja mengalami henti jantung.

Upaya tersebut bila dilakukan dengan segera, dan dengan teknik yang benar, dapat "menghidupkan" seseorang lagi, dalam arti jantungnya akan kembali berdetak. Yang menjadi masalah, banyak yang tidak tahu harus melakukan apa ketika mendapati anggota keluarganya terkena serangan jantung dan henti jantung. Penanganan yang terlambat itulah yang menjadi penyebab masih tingginya angka kematian akibat serangan jantung dan henti jantung.

Melalui tulisan ini, mari kita simak pertolongan pertama pada henti jantung.

Mengenali ciri-ciri henti jantung

Langkah pertama adalah mengenali ciri-ciri seseorang terkena henti jantung. Pada penderita yang mengeluh nyeri dada kemudian terjatuh pingsan, segera periksa apakah ia mengalami henti jantung. Ciri henti jantung yakni:

1. Periksa kesadaran. Tingkat kesadaran dari penderita dengan henti jantung sangatlah turun, bahkan penderita tidak merespons dengan rangsangan nyeri. Pertama-tama, coba teriak panggil nama penderita. Bila penderita tidak merespons, beri rangsangan nyeri seperti mencubit kulit lengan atau tekan kuku penderita dengan kuku Anda. Penderita dengan henti jantung tidak akan merespons.

2. Periksa pernapasan. Ada teknik yang disebut sebagai look, feel, and listen (lihat, rasakan, dan dengar). Caranya adalah, dekatkan pipi Anda ke dekat jantung penderita dan arahkan pandangan Anda pada dada penderita. Selanjutnya, look (lihat) apakah terdapat gerakan pernapasan, yakni gerakan naik-turun dada, lalu feel (rasakan) dengan pipi Anda apakah terdapat embusan udara pernapasan yang keluar dari penderita. Selanjutnya, listen (dengar) apakah terdapat suara pernapasan. Kita tidak akan menemukan adanya tanda-tanda pernapasan pada seseorang dengan henti jantung.

3. Periksa nadi. Dianjurkan pemeriksaan nadi dilakukan pada nadi besar, yakni nadi karotis. Nadi karotis terletak di kiri-kanan leher, kira-kira dua jari ke sisi kanan dan kiri dari pertengahan tengah leher. Dengan jari, raba nadi dan rasakan ada-tidaknya nadi. Waktu yang dianjurkan untuk memeriksa nadi ialah 10 detik saja. Kita tidak akan merasakan adanya denyut nadi pada seseorang dengan henti jantung.

4. Ciri lainnya ialah ujung jari kaki-tangan mulai terasa dingin. Muka pucat, bibir kebiruan. Bila kuku jari penderita ditekan kemudian dilepas, maka warna merah pada kuku akan kembali lambat. Pada orang normal, jika kuku jari ditekan dan kemudian dilepas, warna merah akan kembali dalam waktu kurang dari 2 detik.

Panggil bantuan medis

Bila Anda mendapatkan seseorang mengalami ciri-ciri serangan jantung ataupun henti jantung di atas, jangan panik. Ingat bahwa serangan jantung dan henti jantung bukanlah kematian.

Kematian akan terjadi bila seseorang mengalami henti jantung sekitar 10-20 menit. Pada waktu tersebut, otak dan sebagian besar sel-sel dalam tubuh mati. Berhadapan dengan seseorang yang henti jantung sama dengan berpacu dengan waktu. Semakin cepat pertolongan diberikan, semakin besar harapan hidup.

Dengan demikian, bila mendapati seseorang henti jantung, maka jangan panik tetapi juga jangan tidak berbuat apa-apa. Segera telepon rumah sakit terdekat atau unit gawat darurat terdekat untuk meminta ambulans beserta dokter. Bila di sekitar tempat kejadian terdapat dokter atau paramedis atau klinik praktik dokter, segera panggil. Dokter dan tenaga medis telah memiliki sertifikasi pelatihan pemberian pertolongan untuk henti jantung.

Bila memungkinkan, segera ambil kendaraan dan bawa penderita ke unit gawat darurat terdekat. Selama dalam perjalanan, hubungi unit gawat darurat yang dituju, beri tahukan bahwa Anda akan membawa penderita serangan jantung atau henti jantung, dan akan tiba dalam beberapa menit. Dengan demikian, dokter dan tenaga medis dapat mempersiapkan alat dan obat-obatan yang akan dibutuhkan.

Teknik pompa jantung dan napas buatan

Setelah mendapati ciri-ciri henti jantung dan memanggil pertolongan medis, Anda dapat melakukan pompa jantung seperti berikut:

1. Posisikan penderita hingga berbaring terlentang di atas landasan yang cukup keras, seperti lantai.

2. Posisi kepala sedikit menengadah karena dalam posisi ini, saluran napas terbuka lebar dan lurus.

3. Penolong berlutut di samping penderita.

4. Pompa pada dinding dada dilakukan dengan kedua telapak tangan yang saling bertumpu. Tidak semua telapak tangan menyentuh dinding dada, hanya bagian tumit telapak tangan saja yang menumpu pada dinding dada.

5. Selanjutnya posisi telapak tangan, siku, hingga bahu lurus. Hal ini agar tenaga yang dihasilkan besar, dan penolong tidak kelelahan.

6. Sumber tenaga untuk memompa adalah sendi bahu. Jadi, gerakan memompa bukan berasal dari tenaga lengan bawah ataupun lengan atas, tetapi dari gerakan naik-turunnya bahu.

7. Tumit tangan diletakkan di tulang tengah dada, di pertengahan setengah bawah tulang dada. Pada laki-laki, posisinya kira-kira sejajar puting susu, sedangkan pada perempuan sejajar lipatan kulit bawah payudara.

8. Pompa diberikan berirama dengan kecepatan 100 kali per menit.

9. Pompa diberikan dengan kekuatan yang menyebabkan dinding dada terdorong sejauh 5 sentimeter.

10. Setiap 2 menit, periksa kembali nadi penderita apakah sudah teraba atau belum.

11. Napas buatan boleh diberikan. Namun, sejumlah penelitian menyimpulkan bahwa napas buatan tidak perlu dilakukan bila penolong adalah orang awam.

12. Pemompaan terus diberikan hingga bantuan medis datang. Bila penolong lelah, tindakan ini dapat digantikan oleh penolong lain.

13. Pemompaan dapat dihentikan bila petugas medis datang, penolong kelelahan dan tidak ada penolong lainnya, atau tindakan ini telah diberikan dalam waktu 20 menit tanpa ada perbaikan (penderita masih tidak sadar, napas, dan nadi tidak ada).

Manfaat pemberian pompa tersebut sebenarnya sama dengan fungsi jantung. Dorongan yang diberikan pada dinding dada akan mendorong tulang dada ke bawah. Di bawah tulang dada tersebut terdapat organ jantung sehingga tulang dada tersebut akan menekan jantung dan menyebabkan darah mengalir keluar dari jantung.

Ingat bahwa respons yang cepat terhadap pasien henti jantung, pemberian pompa dinding dada yang benar, cepat, dan dalam adalah kunci keberhasilan untuk "menghidupkan" kembali penderita henti jantung.

Semoga tulisan ini dapat menghasilkan kader-kader penyelamat nyawa di masyarakat kita.

Sumber : kompasiana
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

.
 
Support : Panasiku | Padakamu | Perutika
Copyright © 2013. PERUTIKA - All Rights Reserved
Template Created by PERUTIKA Published by PERUTIKA
Proudly powered by Blogger